Gonjang-ganjing serangga Tomcat makin lama makin santer saja. Korban yang terkena cairan beracun dari tubuh serangga sejenis kumbang ini semakin banyak yang jatuh.
Sampai saat ini, laporan tentang wilayah dimana populasi Tomcat meningkat telah meluas. Dari awalnya hanya di daerah sekitar Surabaya, kini bahkan telah menyebar sampai ke daerah Jawa Tengah.
Tomcat (rove beetle=Inggris) sebenarnya dikenal masyarakat pedesaan sebagai Semut Kanai atau Semut Kayap. Diberi julukan lain Tomcat sebab bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Amerika, Tomcat F-14.
Tomcat memiliki warna perut yang mencolok, sebagai pertanda bahwa ia memiliki racun. Racun Tomcat bernama Hemolimfi, dan mengandung toksin yang bernama paederin. Konon, ia 12 kali lebih berbahaya dari bisa ular kobra.
Seseorang yang kulitnya terkena racun tersebut, bisa mengalami iritasi, kulit melepuh, bengkak dan merah.
Ciri Tomcat adalah, kepala warna hitam, dada dan perut berwarna oranye, serta memiliki sayap kebiruan.
Karena memiliki sayap inilah, Tomcat bisa mengikuti angin yang saat ini sedang musim bertiup kencang, hingga tersebar luas.
Habitat hidupnya adalah di lahan pertanian, dan ia adalah perusak tanaman pertanian misalnya padi.
Seperti halnya serangga yang lain, Tomcat juga tertarik pada cahaya lampu. Inilah yang menyebabkan banyak Tomcat yang masuk ke dalam rumah warga pada malam hari, dan menyebabkan penghuninya terkena racun.
Pencegahan agar Tomcat tidak masuk ke dalam rumah sebenarnya mudah, yaitu menutup semua jalan masuk kumbang ini, sebelum menghidupkan lampu di malam hari.
Satu lagi, agar tidak terkena racunnya, sebaiknya tidak memencet tubuh serangga kecil ini, sebab racunnya akan keluar jika tubuhnya pecah.
Yang perlu diperhatikan adalah, sebaiknya tidak mengoleskan pasta gigi, minyak tawon, atau obat lain yang tidak disarankan oleh dokter, pada kulit yang terkena racun Tomcat.
Cukup aliri dengan air, serta sabuni kulit tersebut agar racunnya tidak lama bereaksi dan terbuang bersama aliran air.